Project 4: My Shape
Laporan siapa diri kita berdasarkan sebuah lembar kerja bantuan.
My Personal Profile Analysis
Berikut adalah analisis My SHAPE berdasarkan kerangka kerja 5 dimensi : 'The System Architect'
S - Signature Strengths
Kekuatan khas saya terletak pada empati, komunikasi, kepemimpinan, dan kemampuan analisis. Empati membuat saya mampu memahami kondisi dan emosi orang lain secara mendalam, sehingga saya dapat membangun hubungan yang hangat dan penuh pengertian dalam tim. Keterampilan komunikasi membantu saya menyampaikan gagasan dengan jelas dan mendengarkan dengan efektif, yang menjadi fondasi penting dalam kolaborasi dan penyelesaian masalah. Selain itu, kemampuan kepemimpinan dan analisis saya sering terlihat ketika saya harus mengambil keputusan strategis dalam kelompok. Saya mampu menimbang berbagai sudut pandang dan mencari solusi yang adil serta logis. Kombinasi kekuatan ini mencerminkan kecenderungan saya untuk tidak hanya fokus pada hasil, tetapi juga pada proses dan kesejahteraan anggota tim.
H - Heart
Nilai-nilai yang paling saya junjung tinggi adalah keadilan, pertumbuhan diri, keberlanjutan, dan keluarga. Keadilan menjadi prinsip yang saya pegang dalam mengambil keputusan, karena saya percaya setiap orang berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang. Pertumbuhan diri adalah hal yang terus saya cari. Saya selalu berusaha menjadi versi diri yang lebih baik setiap harinya, baik dalam konteks akademik, sosial, maupun emosional. Nilai keberlanjutan tercermin dalam cara saya berpikir jangka panjang dan mempertimbangkan dampak dari setiap tindakan, tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi lingkungan sekitar. Sementara itu, keluarga adalah sumber motivasi utama dalam hidup saya; mereka menjadi alasan di balik semangat dan keteguhan saya untuk terus berjuang. Nilai-nilai ini menjadi kompas moral yang memandu setiap keputusan dan langkah saya dalam menjalani kehidupan.
A - Aptitudes & Acquired Skills
Saya memiliki kombinasi soft skills dan kemampuan analitis yang kuat. Dalam aspek soft skills, saya unggul dalam computational thinking, time management, problem solving, team management, dan adaptability. Keterampilan ini mendukung saya untuk bekerja secara efektif dalam berbagai situasi, terutama ketika menghadapi tekanan atau perubahan yang cepat. Saya juga memiliki keuletan tinggi (hardworking attitude) serta kemampuan bekerja sama dengan tim secara harmonis. Dari sisi teknis, kemampuan analisis dan berpikir logis saya membantu dalam memahami pola, mengurai permasalahan, serta merancang solusi yang efisien. Keterampilan ini terus saya asah melalui proyek-proyek perkuliahan dan kegiatan organisasi yang menuntut sinergi antara pemikiran rasional dan empati sosial.
P - Personality
Saya termasuk tipe kepribadian ENTP, namun dengan kecenderungan ambivert. Hal ini berarti saya fleksibel dalam berinteraksi. Saya dapat tampil energik dan komunikatif dalam lingkungan sosial, tetapi juga menikmati waktu sendiri untuk berpikir reflektif. Sebagai seorang ENTP, saya cenderung analitis, inovatif, dan cepat menemukan pola dalam ide-ide baru. Saya menyukai tantangan intelektual serta situasi yang membutuhkan pemikiran strategis dan improvisasi. Namun, sebagai ambivert, saya juga mampu menyesuaikan diri dengan ritme kerja orang lain, menjaga keseimbangan antara mendengarkan dan berpendapat. Kepribadian ini membantu saya untuk menjadi bridge-builder dalam tim. Saya menjadi penghubung antara berbagai tipe individu yang berbeda, agar kolaborasi tetap produktif dan harmonis.
E - Experiences (Pengalaman Hidup)
Pengalaman hidup saya banyak membentuk cara pandang dan kedewasaan saya dalam menghadapi tantangan. Kepergian ayah di usia muda menjadi titik balik yang mengajarkan arti tanggung jawab dan keteguhan hati. Sejak saat itu, saya belajar untuk mengendalikan diri dan tumbuh menjadi pribadi yang mandiri. Dalam konteks akademik dan organisasi, saya merupakan anggota Junior Member di ShARE ITB, sebuah lingkungan yang mendorong kolaborasi lintas disiplin dan berpikir strategis untuk dampak sosial. Pengalaman ini mengasah kemampuan saya dalam manajemen tim, analisis isu, serta komunikasi lintas perbedaan latar belakang. Selain itu, berbagai proyek perkuliahan telah mengajarkan saya pentingnya memahami dinamika kerja kelompok. Saya mempelajari bagaimana setiap individu memiliki pola pikir berbeda, dan bagaimana caranya mengarahkan perbedaan itu menjadi kekuatan bersama. Semua pengalaman tersebut membentuk cara saya memandang dunia: bahwa pertumbuhan pribadi lahir dari proses memahami, beradaptasi, dan berkontribusi bagi orang lain.
Pernyataan Misi Pribadi
Menjadi pribadi yang tangguh, empatik, dan adaptif yang mampu memimpin dengan keadilan, berkontribusi bagi pertumbuhan diri dan orang lain, serta menciptakan dampak berkelanjutan melalui kolaborasi dan pemikiran analitis.
Sintesis Diri
Dalam perjalanan reflektif melalui kerangka My SHAPE, saya menyadari bahwa diri saya dibangun oleh keseimbangan antara rasionalitas dan empati. Saya adalah seseorang yang berpikir logis dan analitis, namun tetap menempatkan nilai kemanusiaan sebagai dasar dalam setiap keputusan. Empati, komunikasi, dan kepemimpinan menjadi kekuatan khas yang memberi arah pada cara saya berinteraksi dengan dunia. Saya percaya bahwa kemampuan berpikir tidak akan bermakna tanpa kemampuan untuk merasakan.
Nilai-nilai yang saya pegang: keadilan, pertumbuhan diri, keberlanjutan, dan keluarga, menjadi fondasi dalam setiap langkah hidup saya. Saya selalu berusaha untuk tumbuh tanpa melupakan akar, untuk mencapai tanpa menginjak, dan untuk memimpin tanpa kehilangan sisi manusiawi. Bagi saya, keadilan bukan hanya tentang keseimbangan hak, tetapi tentang keberanian untuk memperlakukan setiap orang dengan rasa hormat dan pengertian. Melalui pengalaman di ShARE ITB, saya belajar bahwa kepemimpinan bukan tentang memerintah, melainkan tentang menyalakan semangat. Saya belajar memfasilitasi ide-ide, menavigasi perbedaan, dan menciptakan arah bersama dalam tim yang beragam. Sementara dari berbagai proyek perkuliahan, saya menemukan nilai penting dalam adaptability, bahwa fleksibilitas dan keterbukaan terhadap perubahan sering kali menjadi kunci untuk mencapai solusi terbaik.
Kepribadian saya sebagai ENTP yang cenderung ambivert membuat saya mampu beradaptasi dengan berbagai konteks sosial. Saya dapat tampil aktif dan komunikatif dalam tim, namun juga menikmati ruang reflektif untuk berpikir mendalam. Keseimbangan ini membantu saya melihat masalah dari sisi manusia dan sisi sistem sekaligus. Hal ini membantu menjadikan saya seseorang yang mampu menimbang secara objektif tanpa kehilangan empati. Di sisi lain, pengalaman masa lalu (kehilangan sosok ayah dan menghadapi tanggung jawab sejak kecil) telah menempa ketahanan mental saya. Saya belajar menerima bahwa kesedihan tidak harus disembunyikan, melainkan dapat menjadi sumber kekuatan dan kebijaksanaan. Dari situ, saya belajar untuk menjadi “batu” bagi orang lain: sosok yang tetap berdiri meski dihantam gelombang, menjadi tempat bersandar bagi mereka yang membutuhkan.
Kini, saya melihat perjalanan saya bukan sebagai rangkaian kebetulan, tetapi sebagai proses pembentukan diri yang bermakna. Saya bukan hanya seseorang yang ingin berhasil secara akademis atau profesional, tetapi seseorang yang ingin membawa nilai dan perubahan. Saya ingin menjadikan setiap kekuatan dan pengalaman saya sebagai bekal untuk menciptakan kebaikan yang nyata, baik dalam skala kecil di sekitar saya, maupun di masa depan melalui karya dan kontribusi profesional. Pada akhirnya, refleksi ini menuntun saya pada satu kesadaran penting: menjadi “bermakna” lebih penting daripada sekadar “berhasil.” Kebermaknaan tidak datang dari apa yang saya capai untuk diri sendiri, melainkan dari apa yang bisa saya bagi untuk dunia di sekitar saya. Dan selama saya terus berjalan dengan empati, keadilan, serta semangat untuk tumbuh, saya percaya setiap langkah akan membawa saya semakin dekat pada versi terbaik diri saya yang sejati.
Identitas Naratif
Saya melihat hidup sebagai perjalanan untuk memahami, bukan sekadar mencapai. Setiap peristiwa, baik yang indah maupun yang menyakitkan, meninggalkan jejak yang membentuk cara saya berpikir dan merasakan. Dari kehilangan, saya belajar menghargai kehadiran. Dari tekanan dan ekspektasi, saya belajar menata ulang makna keteguhan. Dan dari hubungan dengan orang lain, saya belajar bahwa kekuatan sejati seringkali berakar pada empati.
Saya tumbuh di antara tuntutan dan kenyataan, di mana tanggung jawab datang lebih cepat daripada pengalaman. Namun justru di sana saya belajar untuk tidak menyerah pada keadaan. Saya mulai memahami bahwa menjadi dewasa bukan berarti menjadi sempurna, melainkan berani menghadapi ketidaksempurnaan dengan hati yang terbuka.
Dalam dunia akademik dan organisasi, terutama di lingkungan ITB dan ShARE ITB, saya menemukan arti kolaborasi yang sesungguhnya. Saya belajar bahwa setiap orang membawa perspektif yang berharga, dan tugas saya adalah menjembatani perbedaan itu agar menjadi kekuatan bersama. Di sanalah saya menemukan kepemimpinan dalam bentuk paling sederhana: mendengarkan, memahami, dan memberi ruang bagi orang lain untuk tumbuh.
Saya percaya bahwa ilmu dan teknologi seharusnya tidak hanya menjadi alat untuk kemajuan, tetapi juga sarana untuk mendekatkan manusia. Dengan kemampuan analitis yang saya miliki, saya ingin berkontribusi menciptakan solusi yang berpusat pada manusia. Saya tidak hanya ingin bisa menjawab kebutuhan, tetapi juga mempertimbangkan makna dan dampak jangka panjangnya.
Bagi saya, hidup bukan tentang seberapa tinggi saya berdiri, melainkan tentang seberapa dalam saya memahami. Saya ingin terus tumbuh menjadi seseorang yang berpikir dengan kepala, bertindak dengan tangan, dan memimpin dengan hati. Karena di akhir perjalanan nanti, yang saya harapkan bukan hanya keberhasilan yang bisa diukur, tetapi kebermaknaan yang bisa dirasakan.